Saturday, March 19, 2011

Babak Baru (Batik & City) Branding

Tidak terasa tiga tahun berlalu sejak http://theworldbatikcity.blogspot.com di unggah. Masih segar dalam ingatan sebuah rapat di gelar di garasi rumah @umaank untuk memutuskan sikap paguyuban pecinta batik pekalongan apakah akan bergabung dengan tawaran pemerintah kota pekalongan menjadikan festival batik pekalongan sebagai bagian dari proyek Indonesia Design Power, atau seperti dua kali festival sebelumnya tetap dari, oleh dan untuk masyarakat.

Sikap paguyuban malam itu memutuskan tidak masuk Indonesia Design Power, tetapi memberi kebebasan pada tiap anggota untuk atas nama pribadi berpartisipasi. Hal-hal yang menjadi keberatan sebagian besar anggota paguyuban adalah
1.Proposal Festival Batik Pekalongan 2007 dengan tema "The World Batik Fiesta" dicontek habis menjadi proposal event yang kemudian menjadi Pekan Batik Internasional.
2.Paguyuban memandang peran pemerintah adalah regulator dan fasilitator event-event budaya.

Menyadari arah & kecenderungan suasana pada saat itu, ada baiknya dibuat sebuah blog yang akan mengumpulkan remah-remah link berita, foto , maupun tulisan yang akan memberi perpektif bagi upaya batik & city branding berbasis komunitas.

Mengapa The World Batik City?
Pekalongan sebagai kota batik sudah lazim dikenal. Mencoba membandingkan dengan kota batik- kota batik lain seperti Ceribon, Solo, Yogya dan lain-lain, baru di Pekalongan kita temukan bagaimana infrastruktur & support system industri batik relatif mapan. Regenerasi pembatik berjalan mulus. Selain itu basis sosialnya sangat luas, masing2 di atas 30 persen dari populasi penduduk kota dan kabupaten pekalongan.

Tema Festival Batik Pekalongan 2005 "Dari Pekalongan Membatik Dunia" berikut perjuangan untuk mendapat Guinness World Records untuk kategori batik terpanjang telah menggugah kesadaran pentingnya branding, baik untuk batik pekalongan maupun city branding itu sendiri.


Mengapa harus Guinnes World of Records ?
Pada saat itu anggaran untuk registrasi, verifikasi & pemberian rekor dari Museum Rekor Indonesia lebih bermanfaat untuk kegiatan lain. Target dari festival adalah memperluas medan magnet festival batik pekalongan untuk dicatat di lembaga-lembaga internasional. Bukan hanya internasional di label event saja.

Kini suasana Pekalongan telah banyak berubah, Museum Batik di Pekalongan ( bukan museum batik pekalongan loh) telah berdiri, jentera industri batik tetap berputar, izinkan kami membuka lembaran baru untuk terus menggelorakan "ayo bersama-sama membranding batik dan pekalongan sebagai kota batik dunia a.k.a TWBC

No comments: